Kopi Arabika Kintamani tumbuh di wilayah geografis daerah Bali dan dilindungi Hak atas Indikasi Geografis nya. MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) Kopi Kintamani Bali tidak ingin adanya kecurangan dengan memanfaatkan Kopi Arabika Kintamani ini dalam bisnis dagang, yang nantinya malah merugikan petani kopi.
Daftar isi
Berangkat dari pentingnya melindungi kekayaan komoditas lokal Indonesia, MPIG atau Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis resmi mendaftarkan Indikasi Geografisnya dengan nomor terdaftar IDG 000000001(5 Desember 2008).
BACA JUGA:
A. Tentang Indikasi Geografis Kopi Arabika Kintamani Bali
Mengutip laman Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan Ham dan tertulis dalam buku persyaratan Indikasi Geografis Kopi Arabika Kintamani Bali dejelaskan bahwa pentingnya melindungi Indikasi Geografis nya dalam hal ini Kopi Arabika Kintamani Bali dengan alasan:
1. Dataran Tinggi
Kopi kintamani bali berasal dari daerah sepesifik dengan ketinggian tempat diatas 900 mdpl.
2. Mutu dan Kualitas
Disamping faktor alam kopi kintamani bali memiliki keunggulan faktor manusia, merupakan produk dengan kualitas dan mutu tinggi yang ditanam oleh masyarakat yang memiliki kepedulian akan mutu dan kualitas.
3. Perjalanan Panjang Sejarah
Selain itu tidak lepas juga dari sejarah panjang perjalanan kopi yang diwariskan dari nenek moyang dahulunya dan mempertahankan ciri khas, mutu dan kualitasnya sehingga kopi kintamani bali mendapatkan reputasi tinggi dimata penikmat kopi.
4. Kelembagaan Petani Yang Kuat
Para petani kopi telah memiliki kelembagaan yang kuat sehingga dalam menjalankan usaha tani nya kelompo tani biasanya saling berbagi keterampilan dan pengetahuan.
Jadi apabila ada misal orang luar negri pake merek kintamani bali tanpa izin atau perjanjian kerja sama tidak bisa se enaknya gaes kira2 begitu.
B. Lingkungan Geografis Arabika Kintamani Bali
Kawasan Kintamani terletak di timur laut provisi Bali dengan daerah yang tropis pada garis lintang antara 115°30’E, garis bujur antara 8°20’S.
Daerah pertanaman kopi Arabika Kintamani merupaan daerah ketinggian dengan kondisi topografi yang bervariasi mulai dari datar, berombak, hingga bergunung.
1. Topografi
Di kawasan inin terdapat lungur-lungur yang membentang arah utara-selatan dan pertanaman kopi terdapat pada lereng bukit.
Didalam desa-desa tertentu perbedaan ketinggian antar kebun petani cukup mencolok karena variasi ketinggian antar desa sangat beragam.
Kebun kopi arabika petani sebagian besar terletak pada kisaran antara 1.100-1.400mdpl.
2. Curah Hujan

Berdasarkan satisun meteorologi yang terdaoat di sebelah utara Banjar kembang Sari, Desa Satra (Kec. Kintamani, Kab Bangki) dan satisun meteorologi yang terletak di sebelah barat, yaitu di desa Wangiri (Kec. Sukasada, Kab Buleleng). Selama 20 tahun terakhir ini, terjadi penambahan curah hujan dikawasan Kintamani dengan rata-rata berkisar 2.990 mm hujan pertahun, selama 135 hari.
3. Tanah dan Kelembaban Suhu
Faktor tanah, suhu dan kelembaban juga berpengaruh terhadap perkebunan kopi. Jenis tanah yang terdaat di kawasan Kintamani adalaj Entisol dan Incetpisol (rogusol) Yang memiliki kesuburan fisik dan kimia yang baik.
Itulah kenapa Kopi Arabika Kintamani ini memiliki cirikhas yang spesial dilidah penikmat kopi.
C. Akhir Kata dan Penutup Kopi Arabika Kintamani Bali
Begitulah yang dapat kami sampaikan terkait ulasan Indikasi Geografis Kopi Aabika Kintamani Bali. Semoga dapat menambah wawasan anda dan semakin mencintai warisan komoditas yang ada di Indonesia seperti Kopi Indonesia.
Jika ada kesalahan dalam penulisan mohon masukannya jangan sukngkan memberikan komentar agar kami bisa memperbaiki demi kesuksesan bersama.
Mohon difollow juga IG kami agar informasi tentang Budaya, tradisi, kuliner dan komoditas yang ada di Indonesia bisa tersampaikan dengan cepat tepat, jangan lupa sebarkan informasi ini jika menurut anda bermanfaat bagi orang sekitar anda, terimakasih.